Selasa, 02 April 2013

TOPIK WACANA PERCAKAPAN



            Topik merupakan suatu ide atau hal yang dibicrakan dan dikembangkan sehingga membentuk suatu wacana. Karena topik menjadi salah satu unsur terpenting dalam wacana percakapan, maka untuk menganalisis sebuah wacana, analis wacana harus dapat memahami konteks wacana yang mendukungnya. Menurut Kridalaksana dalam Darma (2009: 4), bahwa konteks merupakan ciri-ciri alam diluar bahasa yang menumbuhkan makna pada ujaran atau wacana (lingkungan nonlinguistik dari wacana). Topik yang dikembangkan dalam wacana percakapan dipengaruhi oleh norma dan budaya yang ada pada lingkungan pengguna bahasa serta situasi dan pengetahuan pengguna.
          
  Topik lama dan baru, secara keseluruhan peserta percakapan umumnya tidak mengembangkan topik yang telah dibicarakan karena topik tersebut adalah topik lama. pembicara dalam percakapan juga berusaha menjamin agar para pendengar dapat memahami sesuatu yang dibicarakannya. Diperlukan pendekatan komunikatif agar maksud pembicara dapat tersampaikan. Menurut Darma (2009: 14) ada tiga komponen utama untuk mewujudkan kompetensi komunikatif, yaitu (1) penguasaan pengetahuan tata bahasa, (2) pengetahuan tentang makna, (3) pengetahuan tentang pemakai atau pengguna bahasa. Setiap pembicara memiliki cara menyampaikan sesuai konteks, menurut Djajasudarma (2010: 35) ada empat ciri, yaitu melalui,  fisik, emosional, perbuatan, dan campuran.
            Topik nyata merupakan topik yang referensinya merujuk pada ujaran. Topik nyata berdasarkan referensinya dibagi atas beberapa bagian, yaitu (1) topik yang referensinya ditunjuk, (2) topik yang
referensinya dipegang, (3) topik yang referensinya dilihat, tetapi tidak ditunjuk dan tidak dipegang, (4) topik yang referensinya didengar, (5) topik yang referensinya berupa kegiatan atau tindakan.
            Topik imajinasi merupakan topik pembicaraan sebagai hasil pengolahan atau rekaan sehingga seolah-olah menjadi benar-benar ada. Berdasarkan wujud referensi dalam topik imajinasi meliputi hal berupa benda dan kegiatan.
            Berdasarkan jumlah pertukaran dalam pembicaraannya, yaitu topik tidak berkelanjutan dan topik berkelanjutan. Topik tidak berkelanjutan adalah topik yang hanya dibicarakan dalam dua ujaran, dalam satu alih tutur.
Topik berkelanjutan merupakan topik yang cukup banyak ditemukan dalam percakapan sehari-hari.  Topik tersebut dikembangkan lebih dari dua ujaran. Topik berkelanjutan dibedakan menjadi dua macam. Pertama, topik yang sedang dibahas sama dengan topik yang dibahas pada bagian yang mendahuluinya. Kedua, topik yang dibicarakan dalam suatu pertukaran itu mempunyai kaitan erat dengan pertukaran sebelumnya.

Daftar Rujukan
Darma, Y. A. 2009. Analisis Wacana Kritis. Bandung: Yrama Widya.
Djajasudarma, Fatimah. 2010. Wacana: Pemahaman dan Hubungan Antarunsur. Bandung: PT. Refika Aditama


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pengikut