Rabu, 03 April 2013

KONTEKS WACANA



            Pragmatik dan konteks wacana, dalam mengnalisis sebuah wacana semestinya menggunakan pendekatan pragmatik untuk memahami pemakaian bahasa. Ada beberapa konsep yang berkaitan dengan konteks wacana, yaitu pertama, praanggapan memiliki peran penting dalam menetapkan keruntutan wacana. Karena kesalahan dalam praanggapan memiliki efek yang besar dalam ujaran manusia. Kedua, Implikatur yang berfungsi untuk memecahkan persoalan makna bahasa yang disarankan atau yang dimaksud penutur. Implikatur dibagi menjadi dua bagian, yaitu implikatur konvensional yang bersifat nontempore dan implikatur percakapan yang bersifat temporer. Pada implikatur percakapan ada beberapa prinsip percakapan, yakni  prinsip kuantitas, prinsip kualitas, prinsip hubungan, dan prinsip cara. Ketiga, inferensi (penarikan kesimpulan), yaitu proses interpretasi yang ditentukan oleh situasi dan konteks percakapan. Inferensi terbagi menjadi beberapa bagian, yaitu inferansi ujaran, inferensi yang menarik, inferensi mata rantai yang hilang. Keempat, prinsip interpretasi terbagi menjadi dua, yakni lokal dan analogi. Sedangkan menurut Djajasudarma (2010:54) ada tiga hal yang berkaitan dengan pragmatik dalam konteks wacana, (1) deiktik; (2) praduga; (3) tindak tutur.
            Peranan konteks, konteks memiliki dalam menentukan makna sebuah teks. Pengertian dari konteks adalah teks yang menyertai teks lain (lisan, tulis, nirkata).  Menurut Mulyana (2005: 71) bahwa pengertian konteks adalah situasi  atau latar terjadinya suatu komunikasi. Konteks juga dapat dianggap sebagai sebab dan alasan terjadinya suatu pembicaraan atau dialog. Dalam hal ini konteks pemakian bahasa dibedakan menjadi empat bagian, yaitu konteks fisik, konteks epistemis, konteks linguistik, dan konteks sosial. Melalui perbuatannya pengguna bahasa memiliki rincian ciri fisik, rincian emosional, rincian perbuatan, rincian campuran (Dajasudarma, 2010: 35).
            Unsur-unsur konteks, ada beberapa pendapat mengenai unsur-unsur konteks. Pendapat pertama Brown yang menyatakan bahwa ada delapan unsur, yaitu penutur, pendengar, topik pembicaraan, latar peristiwa, penghubung, kode, bentuk pesan, dan peristiwa tutur. Sedangkan Hymes dalam Darma (2009: 4-6) memiliki perbedaan mengenai pembagian unsur konteks, yaitu latar, peserta, hasil, amanat, cara, sarana, norma, dan jenis. Mulyana (2005: 22), menyatakan bahwa salah satu unsur konteks yang cukup penting ialah waktu dan tempat. Dari berbagai pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa konteks memiliki peran penting dalam memeberi bantuan untuk menafsirkan suatu wacana, terutama dalam komunikasi.


Daftar Rujukan
Darma, Y. A. 2009. Analisis Wacana Kritis. Bandung: Yrama Widya.
Djajasudarma, Fatimah. 2010. Wacana: Pemahaman dan Hubungan Antarunsur. Bandung: PT. Refika Aditama.
Mulyana. 2005. Kajian Wacana: Teori, Metode, dan Aplikasi Prinsip-Prinsip Analisis Wacan. Yogyakarta: Tiara Wacana.

1 komentar:

Pengikut