Pragmatik
dan konteks wacana, dalam mengnalisis sebuah wacana semestinya menggunakan
pendekatan pragmatik untuk memahami pemakaian bahasa. Ada beberapa konsep yang
berkaitan dengan konteks wacana, yaitu pertama, praanggapan memiliki
peran penting dalam menetapkan keruntutan wacana. Karena kesalahan dalam
praanggapan memiliki efek yang besar dalam ujaran manusia. Kedua, Implikatur
yang berfungsi untuk memecahkan persoalan makna bahasa yang disarankan atau
yang dimaksud penutur. Implikatur dibagi menjadi dua bagian, yaitu implikatur
konvensional yang bersifat nontempore dan implikatur percakapan yang bersifat
temporer. Pada implikatur percakapan ada beberapa prinsip percakapan, yakni prinsip kuantitas, prinsip kualitas, prinsip
hubungan, dan prinsip cara. Ketiga, inferensi (penarikan kesimpulan),
yaitu proses interpretasi yang ditentukan oleh situasi dan konteks percakapan.
Inferensi terbagi menjadi beberapa bagian, yaitu inferansi ujaran, inferensi
yang menarik, inferensi mata rantai yang hilang. Keempat, prinsip
interpretasi terbagi menjadi dua, yakni lokal dan analogi. Sedangkan menurut
Djajasudarma (2010:54) ada tiga hal yang berkaitan dengan pragmatik dalam
konteks wacana, (1) deiktik; (2) praduga; (3) tindak tutur.
Peranan
konteks, konteks memiliki dalam menentukan makna sebuah teks. Pengertian dari
konteks adalah teks yang menyertai teks lain (lisan, tulis, nirkata). Menurut Mulyana (2005: 71) bahwa pengertian
konteks adalah situasi atau latar
terjadinya suatu komunikasi. Konteks juga dapat dianggap sebagai sebab dan
alasan terjadinya suatu pembicaraan atau dialog. Dalam hal ini konteks pemakian
bahasa dibedakan menjadi empat bagian, yaitu konteks fisik, konteks epistemis,
konteks linguistik, dan konteks sosial. Melalui perbuatannya pengguna bahasa
memiliki rincian ciri fisik, rincian emosional, rincian perbuatan, rincian
campuran (Dajasudarma, 2010: 35).
Unsur-unsur
konteks, ada beberapa pendapat mengenai unsur-unsur konteks. Pendapat pertama
Brown yang menyatakan bahwa ada delapan unsur, yaitu penutur, pendengar, topik
pembicaraan, latar peristiwa, penghubung, kode, bentuk pesan, dan peristiwa
tutur. Sedangkan Hymes dalam Darma (2009: 4-6) memiliki perbedaan mengenai
pembagian unsur konteks, yaitu latar, peserta, hasil, amanat, cara, sarana,
norma, dan jenis. Mulyana (2005: 22), menyatakan bahwa salah satu unsur konteks
yang cukup penting ialah waktu dan tempat. Dari berbagai pendapat tersebut
dapat disimpulkan bahwa konteks memiliki peran penting dalam memeberi bantuan
untuk menafsirkan suatu wacana, terutama dalam komunikasi.
Daftar
Rujukan
Darma,
Y. A. 2009. Analisis Wacana Kritis. Bandung: Yrama Widya.
Djajasudarma, Fatimah.
2010. Wacana: Pemahaman dan Hubungan Antarunsur. Bandung: PT. Refika
Aditama.
Mulyana. 2005. Kajian
Wacana: Teori, Metode, dan Aplikasi Prinsip-Prinsip Analisis Wacan. Yogyakarta:
Tiara Wacana.
silahkan kunjungi blog saya binus12hacker.blogspot.com
BalasHapus