Selasa, 02 April 2013

PERTUMBUHAN FISIK REMAJA



BAB II
PEMBAHASAN
1.      Perkembangan dan Pertumbuhan
Desmita (2006:4) menyatakan bahwa perkembangan tidak terbatas pada pengertian pertumbuhan yang semakin membesar, melainkan di dalamnya juga terkandung serangkaian perubahan yang berlangsung secara terus menerus dan bersifat tetap dari fungsi-fungsi jasmaniah dan rohaniah yang dimiliki individu menuju ke tahap kematangan melalui pertumbuhan, pematangan, dan belajar. Sedangkan pertumbuhan menurut Desmita (2006:5), perubahan yang bersifat kuantitatif, yaitu peningkatan dalam ukuran dan struktur.
Jadi dapat disimpulkan bahwa dalam kehidupan anak ada dua proses yang beroperasi secara kontinu, yaitu pertumbuhan dan perkembangan secara bergantian. Kedua proses tersebut saling bergantung satu sama lain.
2.      Pertumbuhan Fisik
Pada mulanya, tanda-tanda perubahan fisik dari masa remaja terjadi dalam konteks pubertas. Dalam konteks ini kematangan organ-organ seks dan kemampuan reproduktif bertumbuh dengan cepat baik lali-laki maupun perempuan. Pertumbuhan cepat bagi anak perempuan terjadi 2 tahun lebih awal dari anak laki-laki. Ada beberapa dimensi perubahan fisik yang terjadi selama masa remaja diantaranya.


a.       Perubahan dalam  tinggi dan berat
Tingkat petumbuhan tertinggi terjadi pada usia sekitar 11atau 12 untuk anak perempuan dan 2 tahun kemudian untuk anak laki-laki. Tinggi rata-rata anak laki-laki dan perempuan pada usia 12 tahun sekitar 59 atau 60 inci. Ada pun faktor penyebab laki-laki rata-rata lebih tinggi dari pada perempuan adalah karena laki-laki memulai percepatan pertumbuhan mereka 2 tahun lebih lambat dibandingkan dengan anak-anak perempuan. Anak yang pada masa bayi diberi imunisasi biasanya lebih tinggi daripada bayi yang tidak diberi imunisasi karena pertumbuhannya terhambat oleh sakit yang diderita.
Percepatan pertumbuhan badan juga terjadi dalam penambahan berat badan , yakni 13 kg bagi anak laki-laki dan 10 kg bagi anak perempuan. Meskipun perempuan juga mengalami peningkatan selama masa remaja, namun ia lebih mudah dipengaruhi. Perubahan berat badan mengikuti jadwal yang sama dengan perubahan tinggi. Tetapi berat badan tersebar ke bagian-bagian tubuh yang tadinya hanya mengandung sedikit lemak atau tidak mengandung lemak sama sekali.
b.      Perubahan dalam proporsi tubuh
Seiring dengan pertambahan tinggi dan berat badan, percepatan pertumbuhan selama masa remaja juga terjadi pada proporsi tubuh. Bagian bagian tubuh tertentu yang sebelumnya terlalu kecil, pada masa remaja menjadi terlalu besar. Perubahan proporsi tubuh yang tidak seimbang ini menyebabkan remaja merasa kaku dan canggung, serta khawatir bahwa badannya tidak akan pernah serasi. Berbagai anggota tubuh lambat laun mencapai perbandingan tubuh yang baik.
c.       Perubahan pubertas
Pubertas ialah suatu periode di mana kematangan kerangka dan seksual terjadi dengan pesat terutama pada awal masa remaja. Kematangan seksual merupakan suatu rangkaian dari perubahan-perubahan yang terjadi pada masa remaja, yang ditandai dengan perubahan pada ciri-ciri seks primer dan ciri-ciri seks sekunder.
Ciri-ciri seks primer memungkinkan terjadinyanya reproduksi. Pada wanita, ciri-ciri ini meliputi perubahan pada vagina, uterus, tube fallopi, dan ovari. Perubahan ini ditandai dengan munculnya menstruasi pertama. Pada pria, ciri-ciri ini meliputi perubahan pada penis, scrotum, testes, prostate gland, dan seminal vesicles. Perubahan ini menyebabkan produksi sperma yang cukup sehingga mampu untuk bereproduksi, dan perubahan ini ditandai dengan keluarnya sperma untuk pertama kali (biasanya melalui wet dream).

Ciri-ciri seks sekunder meliputi perubahan pada buah dada, pertumbuhan bulu-bulu pada bagian tertentu tubuh, serta makin dalamnya suara. Perubahan ini erat kaitannya dengan perubahan hormonal. Hormon adalah zat kimia yang diproduksi oleh kelenjar endokrin, kemudian dilepaskan melalui aliran darah menuju berbagai organ tubuh.

Kelenjar seks wanita (ovaries) dan pria (testis) mengandung sedikit hormon. Hormon ini berperan penting dalam pematangan seksual. Kelenjar pituitary (yang berada di dalam otak) merangsang testes dan ovaries untuk memproduksi hormon yang dibutuhkan. Proses ini diatur oleh hypothalamus yang berada di atas batang otak.

3.      Masa-masa Perkembangan Remaja
Orang Barat menyebutkan remaja dengan istilah “puber”, sedangkan orang Amerika menyebutkan “adoselensi”. Keduanya merupakan transisi dari masa anak-anak menjadi dewasa. Sedangkan di negara kita ada yang menggunakan istilah akil baligh,  pubertas, dan yang paling banyak menyebutnya remaja. Segi perkembangan biologis, yang dimaksud remaja ialah mereka yang berusia 12 sampai dengan 21 tahun. Usia 12 tahun merupakan awal pubertas bagi seorang gadis, yang disebut remaja kalau mendapat menstruasi yang pertama. Sedangkan usia 13 tahun merupakan awal pubertas bagi seorang pemuda ketika ia mengalami masa mimpi basah yang pertama, yang tanpa disadarinya mengeluarkan sperma.
Ditinjau secara teoritis, masa remaja terdiri dari remaja puber dan remaja adoselen. Remaja puber masih memiliki bagian, yaitu awal pubertas, pubertas, dan akhir pubertas, sedangkan remaja adoselen terdiri atas awal adoselen, adoselensi, dan akhir adoselen.
3.1  Masa Pueral
Dalam psikologi, kata puer artinya anak besar. Masa pueral merupakan bagian akhir dari masa anak sekolah. Puer adalah anak yang tidak suka lagi diperlakukan sebagai anak, tetapi ia belum termasuk golongan orang dewasa. Perkembangan yang terjadi di masa pueral yaitu perkembangan jasmani dan perkembangan psikis.
3.2 Prapubertas
Sebenarnya prapubertas masih termasuk dalam masa peralihan. Baik anak perempuan maupun laki-laki berangsur –angsur  melepskan dirinya dari ikatan orang tuanya untuk memungkinkan mereka dapat bertindak dan berpikir lebih bebas. Datangya masa ini disertai dengan gejala-gejala seperti mudah terkena pengaruh buruk dari teman-temanya, kegiatanya cenderung merusak keadaan, suka mengganggu ketertiban umum, bertindak sesuka hatinya, sering bertindak tidak sopan, suka melakukan perbuatan yang bertentangan dengan kebiasaan, suka mencela tetapi ia sendiri belum mampu untuk berbuat lebih baik.
3.3  Pubertas
Masa pubertas disebut sebagai masa bangkinya kepribadian ketika minatnya lebih ditujukan kepada perkembangan pribadi sendiri.
3.4    Adolesen
Masa adolesen berada diantara usia 17 sampai 20 tahun. Atau mengambil batas-batas permulaanya pada saat-saat remaja mengalami perkembangan jasmani yang sangat menonjol, sedangkan batas-batas akhir pada saat berakhirnya perkembangna jasmani.

5.      Variasi dalam Perubahan Fisik
Seperti pada semua usia, dalam perubahan fisik juga terdapat perbedaan individual. Perbedaan seks sangat jelas. Meskipun anak laki-laki memulai perumbuhan fisiknya lebih lambat daripada anak perempuan, pertumbuhan laki-laki berlangsung lebih lama, sehingga pada saat matang biasanya laki-laki lebih tinggi daripada perempuan. Karena otot anak laki-laki tumbuh lebih besar daripada otot anak perempuan. Setelah masa puber, kekuatan anak laki-laki melebihi kekuatan anak perempuan, dan perebadaan ini terus meningkat. Perbedaan individual juga dipengaruhi usia kematangan. Anak yang matangnya terlambat cenderung mempunyai bahu yang lebih besar daripada anak yang matang lebih awal. Tungkai kaki anak yang matang lebih awal cenderung pendek gemuk, tungkai kaki anak yang matangnya terlambat cenderung lebih ramping. Anak perempuan yang matang lebih awal cenderung lebih berat, lebih tinggi, dan lebih gemuk daripada anak perempuan yang matangnya terlambat.
6.      Efek Perubahan Fisik
Dengan berkurangnya perubahan fisik,  kecanggungan pada masa puber dan awal masa remaja pada umumnya akan menghilang, karena remaja yang lebih besar sudah mempunyai waktu tertentu untuk mengawasi tubuhnya yang bertambah besar. Remaja juga terdorong untuk menggunakan kekuatan yang baru diperoleh. Karena kekuatan mengikuti pertumbuhan  bentuk otot, anak laki-laki umumnya menunjukkan peningkatan kekuatan yang terbesar setelah usia empat belas tahun, sedangkan anak perempuan menunjukkan kemajuan sampai usia ini dan kemudian ketinggalan, karena perubahan minat lebih daripada kurangnya kemampuan. Anak perempuan pada umumnya mencapai kekuatan maksumum kira-kira pada usia tujuh belas tahun, sedangkan anak laki-laki belum mencapai kekuatan maksimum sebelum berusia 21-22 tahun.

7.      Keprihatinan akan Perubahan Fisik
Hanya sedikit remaja yang mengalami kateksis-tubuh  atau merasa puas dengan tubuhnya. Ketidakpuasan lebih banyak dialami  di bagian tubuh tertentu. Kegagalan mengalami kateksis tubuh menjadi salah satu penyebab timbulnya konsep diri yang kurang baik dan kurangnya harga diri selama remaja. Beberapa keprihatinan akan tubuh yang dihadapi remaja merupakan lanjutan dari pelbagai keprihatinan diri yang dialami pada masa remaja dan yang pada awal-awal tahun-tahun remaja didasarkan pada kondisi-kondisi yang masih berlaku. Misalnya, keprihatinan akan kenormalan akan terus berlangsung sampai akhir perubahan fisik pada permukaan tubuh dan sampai remaja merasa yakin bahwa tubuh merekaa sesuai dengan norma kelompok seks mereka. Demikian pula, keprihatinan akan kepatutan seks, yang sangat menonjol pada masa puber terus berlangsung sampai pertumbuhan dan perkembangan ciri seks primer dan sekunder berakhir sehingga remaja mempunyai kesempatan untuk melihat apakah tubuh mereka sesuai dengan standar budaya kepatutan-seks.
            Keprihatinan timbul karena adanya kesadaran bahwa daya tarik fisik  berperan penting dalam hubungan sosial. Para remaja menyadari lebih dari anak-anak, bahwa mereka yang menarik diperlakukan lebih baik daripada mereka yang kurang menarik. Mereka juga menyadari bahwa daya tarik fisik berperan penting dalam pemilihan pimpinan. Akibatnya, mereka menyadari apabila dirinya tidak semenarik seperti yang diharapkan pada waktu pertumbuhan belum berakhir, maka mereka akan mereka akan mencari jalan untuk memperbaiki penampilan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pengikut